KIDUNG MARMATI
May 13, 2017MENGENAL BUDAYA KEJAWEN
KIDUNG MARMATI
Assalamualaikum, kali ini saya akan menceritakan mengenai tugas saya ketika masih kuliah di IKIP PGRI Madiun. Sekarang sudah berganti nama menjadi UNIPMA. Saya masih ingat kala itu saya duduk di semester 7.
Di semester inilah saya dikenalkan dengan mata kuliah FOKLOR. Mata kuliah yang mana mengkaji tentang kebudayaan yang diwariskan secara tradisional baik lisan maupun tulisan.
Saya mendapat tugas dari Dosen saya (Yunita Furinawati, S.Hum) untuk meneliti kebudayaan yang ada di daerah saya, tepatnya di Jawa timur, Kota Madiun.
Saya mendapat tugas dari Dosen saya (Yunita Furinawati, S.Hum) untuk meneliti kebudayaan yang ada di daerah saya, tepatnya di Jawa timur, Kota Madiun.
Berkat matakuliah ini saya mengenal salah satu kebudayaan masyarakat Jawa, yang salah satunya sangat kental dengan hal hal yang berbau "klenik" tapi syarat akan makna budi pekerti, yaitu KIDUNG MARMATI.
Saya memperoleh narasumber yang sangat terpercaya. Namanya adalah Pak Pri. Beliau juga adalah guru gamelan saya saat membuat Pentas Drama Tunggal "Teluh Brojo Rondo Girah" (Sobat bisa melihat Drama saya di Artikel saya sebelumnya).
![]() |
Narasumber (Pak Pri Dalang) |
Kenapa saya memilih objek ini, karena saya teringat akan cerita beliau saat kami berbincang bincang disalah satu tempat latihan Gamelan.
Beliau bercerita bahwa sebenarnya kita tiap manusia pasti memiliki saudara kembar. Mau tau kelanjutannya?
Berikut hasil kajian saya.
Saya ambil garis besarnya saja dari hasil laporan penelitian saya, berikut isinya,
ANALISIS KIDUNG MARMATI
(Berdasarkan Teori Albert B.Lord)
- Objek yang dikaji : Kidung Marmati (Kidung yang digunakan untuk memanggil roh kakang kawah adhi ari-ari / berasal dari Jawa Timur)
- Narasumber : Pak Pri (Dalang / tokoh masuyarakat yang sangat memegang kuat budaya kejawen)
- Teori yang digunakan : Teori Albert Bilord
- Proses dokumentasi : tanggal 11 Januari 2012 / pukul 20.30
Hubungan Objek dengan Masyarakat
- Demografi
- Posisi objek
Pada proses Transmisi saya (proses mempelajari sastra lisan / penampilan pertama. Dengan cara mengamati dan mendengarkan apa yang ditampilkan oleh narasumber)ketika saya mengamati beliau melakukan upacara membaca mantra Kidung Marmarti, narasumber terlebih dahulu menyiapkan:
1. 1 lilin china
2. 5 kembang kantil
3. beras
4. kendi kecil
5. kain hitam, dan
6. dupa hyo
Setelah semua persiapan telah lengkap, Narasumber memulai ritualnya yaitu dengan membakar dupa “hyo” terlebih dahulu, asap yang dikeluarkan dikibas-kibaskan disekitar tempat ritual, disusul kemudian membaca mantra tersebut dengan penuh ketenangan dan terfokus pada satu lilin yang berada di depan si pemantra, tanpa ada gerakan-gerakan yang merusak konsentrasi.
DAN INI ADALAH ISI BESERTA HASIL YANG SUDAH SAYA TRANSLATE-KAN KEDALAM BAHASA INDONESIA DARI KIDUNG MARMATI
1 comments
bisi kasih penjelasan nggak pak makna dari, lilin china, mengapa harus 5 kembang kantil, makna dari beras, kendi kecil, kain hitam, dan dupa hyo ... matus suwun kadem sadayanipun, rahayu rahay rahusu ingkang sami pinanggih
ReplyDelete